Bambang Pamungkas adalah Striker senior dan merupakan striker terbaik
yang pernah dimiliki Timnas Indonesia. Pemain ini memiliki heading yang mematikan walaupun
hanya bertinggi badan 171 cm, Bambang Pamungkas dikenal sebagai
pesepakbola yang low profile dan
tenang ketika turun dilapangan, itu semua karena faktor pengalaman yang
Bambang miliki dan menjadikan ia penyerang yang haus gol dan ditakuti
oleh Bek lawan. Mungkin anda belum tau mengenai Profil atau Biodata dari Bambang Pamungkas, kami akan memberikan Profile dan Biografi lengkap dari Bambang Pamungkas sebagai berikut.
Read More..
ppc
Translate ( languange )
Rabu, 21 November 2012
Rasa Cinta BP untuk Jakmania dan PERSIJA
Elie Aiboy dan Bambang Pamungkas adalah Kapten dan wakil Kapten Timnas.
Namun, ban Kapten yang mereka gunakan ternyata tidak sama.
Dalam laga kemarin (14/11), Bepe, panggilan akrab Bambang pamungkas terlihat tak menerima Ban Kapten dari Elie. Tapi, dia mengeluarkan ban Kapten yang disimpannya sendiri, saat Elie keluar lapangan dan digantikan oleh Jhonny Van Beukering.
Jika Elie menggunakan ban kapten bermotif Hitam dgn garis putih, maka Bepe memilih menggunakan Ban Kapten berwarna oranye. Tentu saja, ada pesan tersendiri yg dibawa oleh Bepe dgn keputusannya itu.
Bergabung dengan Timnas tak lantas membuat Bepe melupakan klubnya, Persija Jakarta. Ban kapten berwana oranye itu untuk menunjukkan dukungannya agar PSSI mengakui Persija. "Bentuk dukungan untuk Persija," ucapnya singkat saat ditemui usai pertandingan.
Saat ditanya lebih lanjut, dia bungkam. Namun, dia mengiyakan saat ditanya apakah dukungan itu agar Persija diakui oleh PSSI. "Iya..iya" "katanya terus berlalu ke Bus Timnas. Dukungan Bambang kepada klubnya ini karena sejauh ini PSSI yang diketuai oleh Djohar Arifin masih belum mengakui Persija Jakarta yang berlaga di ISL. Terbukti, nama Persija masih tercantum sebagai tim yang akan mengikuti kompetisi IPL musim depan. "Ironis karena Persija ISL telah memenangkan gugatan di PN Jakarta Timur Oktober lalu. Dimana, Persija ISL dianggap sebagai satu-2 nya klub yg berhak menggunakan nama Persija Jakarta "dan Persija IPL dilarang lagi menggunakan nama tersebut. Menanggapi yg dilakukan Bepe, Djohar mengakui bahwa sampai saat ini status tim memang masih menjadi masalah. Karena itu, dia berharap agar permasalahan sepak bola Indonesia segera selesai. Sayang, dia enggan menanggapi bagaimana status Persija ISL ke depannya, diakui atau tidak. "Itu kita lihat ke depannya, bagaimana semua pihak memaknai MoU. Semua harus selesai scepatnya. Jika sudah sesuai dgn MoU semua klub yg kembar bisa mnyatu. Paling lambat utk kompetisi musim depan," terangnya. Read More..
Dalam laga kemarin (14/11), Bepe, panggilan akrab Bambang pamungkas terlihat tak menerima Ban Kapten dari Elie. Tapi, dia mengeluarkan ban Kapten yang disimpannya sendiri, saat Elie keluar lapangan dan digantikan oleh Jhonny Van Beukering.
Jika Elie menggunakan ban kapten bermotif Hitam dgn garis putih, maka Bepe memilih menggunakan Ban Kapten berwarna oranye. Tentu saja, ada pesan tersendiri yg dibawa oleh Bepe dgn keputusannya itu.
Bergabung dengan Timnas tak lantas membuat Bepe melupakan klubnya, Persija Jakarta. Ban kapten berwana oranye itu untuk menunjukkan dukungannya agar PSSI mengakui Persija. "Bentuk dukungan untuk Persija," ucapnya singkat saat ditemui usai pertandingan.
Saat ditanya lebih lanjut, dia bungkam. Namun, dia mengiyakan saat ditanya apakah dukungan itu agar Persija diakui oleh PSSI. "Iya..iya" "katanya terus berlalu ke Bus Timnas. Dukungan Bambang kepada klubnya ini karena sejauh ini PSSI yang diketuai oleh Djohar Arifin masih belum mengakui Persija Jakarta yang berlaga di ISL. Terbukti, nama Persija masih tercantum sebagai tim yang akan mengikuti kompetisi IPL musim depan. "Ironis karena Persija ISL telah memenangkan gugatan di PN Jakarta Timur Oktober lalu. Dimana, Persija ISL dianggap sebagai satu-2 nya klub yg berhak menggunakan nama Persija Jakarta "dan Persija IPL dilarang lagi menggunakan nama tersebut. Menanggapi yg dilakukan Bepe, Djohar mengakui bahwa sampai saat ini status tim memang masih menjadi masalah. Karena itu, dia berharap agar permasalahan sepak bola Indonesia segera selesai. Sayang, dia enggan menanggapi bagaimana status Persija ISL ke depannya, diakui atau tidak. "Itu kita lihat ke depannya, bagaimana semua pihak memaknai MoU. Semua harus selesai scepatnya. Jika sudah sesuai dgn MoU semua klub yg kembar bisa mnyatu. Paling lambat utk kompetisi musim depan," terangnya. Read More..
Selasa, 20 November 2012
PEMAIN MASA DEPAN INDONESIA
Apa kabar sepakbola Indonesia ? kayaknya masalah sepakbola di negeri kita tercinta, Indonesia, belum juga akan selesai. Mulai dari dualisme kompetisi sampai perebutan kekuasaan elit politik sepakbola kita dengan perang argumentasi atas nama peraturan dan kebenaran yang tidak ada habisnya.
Tidak adakah yang mau untuk mengalah demi persatuan dan kemajuan sepakbola Indonesia ?
Aaahhh !!! Lupakan dulu sejenak carut marutnya sepakbola kita dan lihatlah betapa cerahnya masa depan sepakbola Indonesia dalam diri seorang anak kecil bernama Tristan Alif Naufal.
Tristan Alif Naufal merupakan bocah kelas dua SD yang di gadang-gadang sebagai Lionel Messi atau Zinedine Zidane kecil dari Indonesia.
Nama Tristan Alif Naufal, mulai dikenal luas masyarakat sepak bola Indonesia sejak vidio aksi skill Individunya di unggah di situs Youtube dengan judul "Tristan Alif Naufal ( 7 Years Old Indonesian Football Star On The Making)". Sejak itu, nama bocah yang mempunyai tinggi badan 110 sentimeter ini menjadi bahan konsumsi media.
Bocah ajaib berusia 7 tahun ini, kini menimba ilmu sepakbola di dua Sekolah Sepakbola (SSB) yaitu Liverpool FC International Football Academy (LFCIFA) dan SSI-Arsenal di Jakarta.
Semoga saja kehebatan bocah ajaib ini tidak dijadikan bahan politisasi oleh elit-elit politik Indonesia terutama elit Sepakbola kita.
Bagaimanapun kehebatan bocah yang mengidolakan Luiz Suarez dan Steven Gerard ini akan menjadi kurang berarti jika nantinya kondisi sepakbola kita masih seperti sekarang. Berikut adalah vidio aksi skill individu Alif (nama panggilan) mempertontonkan bagaimana hebatnya dia mengolah si kulit bundar. Vidio 1 : Tristan Alif Naufal (6 Years) Indonesian Footballer Tricks And Skills Vidio 2 : Tristan Alif Naufal ( 7 Years Old Indonesian Football Star On The Making) Read More..
Rocky puturay
Pemain eksentrik kelahiran Maluku 26 Juni 1970, merupakan salah satu
striker tajam Indonesia. Mengawali karir profesional di Arseto Solo,
Rocky mudah dikenali dengan gaya rambutnya yang unik, dan kerap kali
mengecat rambutnya dengan berbagai warna.
Salah satu pemain Indonesia yang sukses di liga asing ini, pertama kali mencoba peruntungannya dengan bermain di liga Hongkong, bersama Instant Dict, pada tahun 2001. Bermain dalam 15 pertandingan, Rocky sukses mencetak 20 gol. Pada tahun 2002 – 2004, Rocky pindah ke Kitchee FC. Selama 2 tahun disana, dia sukses menjadi andalan dengan 41 gol dari 20 pertandingan. Kemudian pada 2004 – 2005, Rocky bergabung dengan South China AA. Dari 25 pertandingan, Rocky sukses menjebloskan 15 gol. Musim 2005 ini merupakan akhir petualangan Rocky di liga Hongkong, karena setelah itu, dia kembali berkiprah di Indonesia.
Satu lagi catatan manis Rocky, adalah ketika ia mencetak 2 gol ke gawang AC Milan pada 31 Mei 2004, pada pertandingan persahabatan antara Kitchee FC dan AC Milan, yang dimenangkan Kitchee FC dengan skor 2 – 1.Kalau dipikir ia mampu mengalahkan Sheva yang waktu itu bermain bersama AC Milan dan melewati bek tangguhnya MALDINI .
Tak ada yang menyangka, dalam kondisi prestasi sepakbola Indonesia yang tengah menyurut ternyata pemain Indonesia yang bermain untuk klub Kitchee Hong Kong, mampu menjebol gawang scudetto, AC Milan, dengan dua gol, pada Minggu (30/5) 2004. Dialah Rochi Putiray, yang memberi kemenangan untuk klubnya, Kitchee, karena pertandingan berakhir dengan 2-1 untuk klub asal Hong Kong tersebut, dalam tur Milan ke Timur Jauh. Di Hong Kong sendiri, Kitchee, adalah runner-up liga di negeri tersebut. Rochi yang kini sudah berusia 30 tahun ini, menciptakan gol dengan 'apiknya' di menit ke-67 dan ke-80. Dalam dua gol yang berhasil diciptakan Rochi itu, ia menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang memiliki ketrampilan cukup tinggi. Pengambilan posisi yang baik untuk membuka ruang tembak, dan ketenangannya seolah tak menunjukkan bahwa kondisi sepakbola Indonesia sendiri sedang redup tanpa prestasi. "Saya tidak pernah mengira hasilnya akan seperti ini. Mencetak dua gol ke gawang AC Milan bagaikan sebuah mimpi buat saya. Saya senang dipercaya pelatih Ricky Cheng bermain menghadapi mereka," kata gembira Rochi usai pertandingan. Pelatih Milan, Carlo Ancelotti mengaku kecewa dengan hasil ini. "Kekalahan tentu tidaklah menyenangkan. Tapi kami telah menyuguhkan permainan yang menarik buat penonton. Dalam sepakbola selalu ada kejutan," katanya. Dalam pertandingan ini, Kitchee diperkuat beberapa pemain tamu seperti Luis Boa Morte dari Fulham dan mantan pemain bertahan Real Madrid, Predrag Mijatovic. Kemenangan Kitchee juga ditandai dengan penampilan gemilang penjaga gawang Xiao Guoji. Ia menggagalkan tendangan keras Christian Brocchi dari jarak 15 meter pada menit ke-32, serta tendangan jarak dekat Marco Borrielo. Ia juga dengan gemilangnya berhasil menghentikan tendangan keras Andriy Shevchenko dari jarak 18 meter. Akhirnya Sheva membobol gawang Xiao Guoji dimenit ke-42. Rochi menyamakan kedudukan pada menit 67 dengan menyambut umpan Luis Boa Morte. Akhirnya Rochi membuat gol kemenangan di menit ke-80 dengan memanfaatkan umpan silang Cheun Kin-fung. Read More..
Salah satu pemain Indonesia yang sukses di liga asing ini, pertama kali mencoba peruntungannya dengan bermain di liga Hongkong, bersama Instant Dict, pada tahun 2001. Bermain dalam 15 pertandingan, Rocky sukses mencetak 20 gol. Pada tahun 2002 – 2004, Rocky pindah ke Kitchee FC. Selama 2 tahun disana, dia sukses menjadi andalan dengan 41 gol dari 20 pertandingan. Kemudian pada 2004 – 2005, Rocky bergabung dengan South China AA. Dari 25 pertandingan, Rocky sukses menjebloskan 15 gol. Musim 2005 ini merupakan akhir petualangan Rocky di liga Hongkong, karena setelah itu, dia kembali berkiprah di Indonesia.
Satu lagi catatan manis Rocky, adalah ketika ia mencetak 2 gol ke gawang AC Milan pada 31 Mei 2004, pada pertandingan persahabatan antara Kitchee FC dan AC Milan, yang dimenangkan Kitchee FC dengan skor 2 – 1.Kalau dipikir ia mampu mengalahkan Sheva yang waktu itu bermain bersama AC Milan dan melewati bek tangguhnya MALDINI .
Tak ada yang menyangka, dalam kondisi prestasi sepakbola Indonesia yang tengah menyurut ternyata pemain Indonesia yang bermain untuk klub Kitchee Hong Kong, mampu menjebol gawang scudetto, AC Milan, dengan dua gol, pada Minggu (30/5) 2004. Dialah Rochi Putiray, yang memberi kemenangan untuk klubnya, Kitchee, karena pertandingan berakhir dengan 2-1 untuk klub asal Hong Kong tersebut, dalam tur Milan ke Timur Jauh. Di Hong Kong sendiri, Kitchee, adalah runner-up liga di negeri tersebut. Rochi yang kini sudah berusia 30 tahun ini, menciptakan gol dengan 'apiknya' di menit ke-67 dan ke-80. Dalam dua gol yang berhasil diciptakan Rochi itu, ia menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang memiliki ketrampilan cukup tinggi. Pengambilan posisi yang baik untuk membuka ruang tembak, dan ketenangannya seolah tak menunjukkan bahwa kondisi sepakbola Indonesia sendiri sedang redup tanpa prestasi. "Saya tidak pernah mengira hasilnya akan seperti ini. Mencetak dua gol ke gawang AC Milan bagaikan sebuah mimpi buat saya. Saya senang dipercaya pelatih Ricky Cheng bermain menghadapi mereka," kata gembira Rochi usai pertandingan. Pelatih Milan, Carlo Ancelotti mengaku kecewa dengan hasil ini. "Kekalahan tentu tidaklah menyenangkan. Tapi kami telah menyuguhkan permainan yang menarik buat penonton. Dalam sepakbola selalu ada kejutan," katanya. Dalam pertandingan ini, Kitchee diperkuat beberapa pemain tamu seperti Luis Boa Morte dari Fulham dan mantan pemain bertahan Real Madrid, Predrag Mijatovic. Kemenangan Kitchee juga ditandai dengan penampilan gemilang penjaga gawang Xiao Guoji. Ia menggagalkan tendangan keras Christian Brocchi dari jarak 15 meter pada menit ke-32, serta tendangan jarak dekat Marco Borrielo. Ia juga dengan gemilangnya berhasil menghentikan tendangan keras Andriy Shevchenko dari jarak 18 meter. Akhirnya Sheva membobol gawang Xiao Guoji dimenit ke-42. Rochi menyamakan kedudukan pada menit 67 dengan menyambut umpan Luis Boa Morte. Akhirnya Rochi membuat gol kemenangan di menit ke-80 dengan memanfaatkan umpan silang Cheun Kin-fung. Read More..
Senin, 19 November 2012
Spesialis umpan dan tendangan bebas di persija dan indonesia
Nama Lengkap : Ismed Sofyan
Tempat Lahir : Tualang Cut, Aceh
Tanggal Lahir : 28-08-1979
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Bek
Bermain di Klub : Persija
Tempat Lahir : Tualang Cut, Aceh
Tanggal Lahir : 28-08-1979
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Bek
Bermain di Klub : Persija
Ismed Sofyan lahir di Manyak Payed, Aceh Tamiang, 28 Agustus 1979 adalah pemain Persija dan tim nasional Indonesia. Posisi utamanya adalah bek kanan walaupun ia mampu juga bermain sebagai bek sayap kiri, pengatur serangan (playmaker), gelandang bertahan atau penyerang. Ismed Sofyan dianggap mempunyai kelebihan pada tendangan bebasnya yang terukur serta umpan silangnya yang akurat.
Karir Remaja:
1996-1999 : Diklat Ragunan
Karir Senior:
1999 : Persiraja Banda Aceh
2000-2002 : Persijatim
2002-Sekarang : Persija Jakarta
Karir Timnas:
* 1996-97 Asian Student Cup
* 1997 Indonesia U-19
* 1999 Indonesia Pre Olympic (U-23)
* 2000 Asian Cup & AFF Tiger Cup
* 2001 SEA Games (U-23)
* 2002 Pre World Cup Qualifying & AFF Tiger Cup
* 2003 Pre Asian Cup
* 2004 Pre World Cup Qualifying & Asian Cup
* 2005 AFF Tiger Cup
* 2006 Merdeka Games
* 2007 Asian Cup
* 2008 Independence Cup
* 2010 AFF Suzuki Cup
Posisinya di Persija Jakarta tak tergantikan. Anak Aceh yang rajin sholat boleh dibilang pemain paling lama bertahan di tim Macan Kemayoran. Berperan sebagai bek kanan, pemain yang kerap jadi langganan timnas merupakan pengumpan jitu yang sangat memanjakan pemain depan. Tendangan bola matinya juga terarah, tak jarang membuahkan gol. Posturnya boleh kecil. Tapi kontribusi Ismed buat tim yang dibelanya selalu luar biasa. Dia ikut mengantarkan Macan Kemayoran runner up Liga Indonesia musim kompetisi 2004/2005. Saat itu, Persija kalah dari Persipura Jayapura lewat duel yang cukup menegangkan di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Sebagai pemain senior, pengagum David Beckham ingin membawa Macan Kemayoran juara DISL (Djarum Indonesia Super League) 2009/2010. Terakhir, tim kebanggaan Ibu Kota juara Liga Indonesia tahun 2001. Wajar jika Ismed ingin meyujudkan mimpi seluruh warga Jakarta, terlebih fans setianya, Jakmania. Gaya khas Ismed dalam mematahkan serangan lawan dari wilayah sayap yang ia jaga, benar-benar mematikan. Begitu pula saat timnya menyerang. Serbuan Ismed yang tetap kencang walau sedang menggiring bola, menjadi tontonan tersendiri. Untuk aksinya ini, ia kerap mendapatkan aplaus. "Tapi saya main bola bukan hanya untuk mendapatkan pujian. Melainkan buat tim yang saya bela, Persija dan juga timnas Indonesia," ujarnya. Namun kredit tersendiri patut dialamatkan kepadanya dalam hal keberanian menusuk daerah penalti lawan. Ismed sesekali tak mengirim umpan silang dari sayap, tapi melakukan penetrasi sekaligus menjebol gawang lawan. Read More..
Profil Kurniawan Dwi Yulianto
Nama Lengkap : Kurniawan Dwi Yulianto
Tempat Lahir : Magelang
Tanggal Lahir : 13-07-1976
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Penyerang
Bermain di Klub : Tangerang Wolves
Tempat Lahir : Magelang
Tanggal Lahir : 13-07-1976
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Penyerang
Bermain di Klub : Tangerang Wolves
Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia ia lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Tangerang yaitu Tangerang Wolves di Indonesia Premiere League.
Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI.
Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak.
Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengkonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).
Karir Remaja:
1993–1994 : Sampdoria Primavera
Karir Senior:
1994–1995 : FC Luzern
1996–1999 : Pelita Jaya
1999–2001 : PSM Makassar
2001-2003 : PSPS Pekanbaru
2004-2005 : Persebaya Surabaya
2005-2006 : Persija Jakarta
2006-2007 : Serawak FA pindah ke PSS
2007-2008 : Persitara
2008–2009 : Persisam Samarinda
2009–2010 : Persela Lamongan
2010 : PSMS kemudian pindah ke Tangerang Wolves
Read More..
sedikit Kisah Antonio Claudio ( mantan bek asing PERSIJA )
Pemain asing datang dan pergi di kancah sepak bola Indonesia. Tetapi, Antonio Claudio mampu bertahan hingga belasan tahun.
Banyak yang heran, sosok Antonio Claudio masih bertahan. Bahkan, permainan pemain yang akrab disapa Toyo tersebut masih stabil di atas lapangan. Padahal, sejak Liga Indonesia I bergulir 1994, namanya beredar di orbit sepak bola tanah air.
Dia pun masih mampu menghadang serangan lawan-lawannya. Padahal, pria asal Brazil tersebut sudah tidak muda lagi.
Pemain yang mengaku berusia 35 tahun itu menjadi jaminan kukuhnya lini belakang tim yang dibelanya. Wajar klub-klub papan atas Indonesia seperti Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan Persib Bandung pernah memakai tenaga dan kemampuannya.
Terakhir, Semen Padang merasakan betapa berartinya sosok Toyo. Klub asal Sumatera Barat tersebut sukses dibawanya menempati posisi III Kompetisi Divisi Utama 2009-2010 sekaligus merebut tiket Indonesia Super League (ISL) musim depan. Sebagai kapten, dia terlihat sangat bahagia.
'Alhamdulillah, melalui perjuangan yang berat, kami mampu meloloskan tim ini ke Indonesia Super League. Ini adalah prestasi besar,' kata Toyo.
Dalam setiap penampilannya bersama Semen Padang, dia tak pernah kenal lelah. Wajar, karena di Padang, dia memulai karir sepak bolanya di Indonesia. Di Padang pula, dia menemukan tambatan hatinya, Deria Eldesmarni.
Dia pun menikahi Deria dan menyatakan masuk Islam pada 2000. Dia berganti nama menjadi Fakhruzaman.
Bagi Toyo, keberhasilan meloloskan timnya ke ISL itu tidak lebih dari sumbangsih anak dan istrinya. Teriakan dan dukungan mereka secara langsung dari luar lapangan adalah motivator bagi dia saat berada di lapangan.
'Memang, saya membutuhkan teriakan mereka saat berlaga di semifinal. Maka, saya bilang ke manajemen untuk datangkan mereka (anak dan istri, Red) ke Solo,' ujar pemain kelahiran Brazil, 16 April 1975, itu.
Terbukti, kehadiran istri beserta dua anaknya di Stadion Manahan, Solo, Minggu (30/5) membawa dampak positif. Toyo tampil tak kenal kompromi.
'Semua itu tidak datang tiba-tiba, tetapi berkat latihan dan kerja keras yang sungguh-sungguh,' ungkap ayah Priscilla Claudia dan Claudio Beckham de Oliveira tersebut.
Semangat Toyo tidak berbeda dengan nasib Semen Padang. Menjalani kompetisi Divisi Utama musim ini tidak mudah bagi tim berjuluk si Kabau Sirah itu. Gempa bumi yang melanda Padang beberapa waktu silam adalah tantangan tersendiri bagi mereka.
'Itu adalah bukti bahwa kami mampu bangkit dan mengukir prestasi besar. Namun, kami tidak mau terlena dengan itu. Tantangan di ISL juga sangat berat,' ujar Toyo.
Akhir Juni nanti, sebagai tanda terima kasihnya kepada keluarga, Toyo akan mengajak istri-anaknya untuk berlibur ke Brazil. 'Yang saya cari dari sepak bola ya untuk keluarga. Jadi, saya ingin menghabiskan waktu libur kompetisi dengan membawa anak dan istri berlibur selama sebulan di Brazil,' imbuh pemain yang pernah membawa Persija Jakarta juara Liga Indonesia 2001 itu. Read More..
Banyak yang heran, sosok Antonio Claudio masih bertahan. Bahkan, permainan pemain yang akrab disapa Toyo tersebut masih stabil di atas lapangan. Padahal, sejak Liga Indonesia I bergulir 1994, namanya beredar di orbit sepak bola tanah air.
Dia pun masih mampu menghadang serangan lawan-lawannya. Padahal, pria asal Brazil tersebut sudah tidak muda lagi.
Pemain yang mengaku berusia 35 tahun itu menjadi jaminan kukuhnya lini belakang tim yang dibelanya. Wajar klub-klub papan atas Indonesia seperti Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan Persib Bandung pernah memakai tenaga dan kemampuannya.
Terakhir, Semen Padang merasakan betapa berartinya sosok Toyo. Klub asal Sumatera Barat tersebut sukses dibawanya menempati posisi III Kompetisi Divisi Utama 2009-2010 sekaligus merebut tiket Indonesia Super League (ISL) musim depan. Sebagai kapten, dia terlihat sangat bahagia.
'Alhamdulillah, melalui perjuangan yang berat, kami mampu meloloskan tim ini ke Indonesia Super League. Ini adalah prestasi besar,' kata Toyo.
Dalam setiap penampilannya bersama Semen Padang, dia tak pernah kenal lelah. Wajar, karena di Padang, dia memulai karir sepak bolanya di Indonesia. Di Padang pula, dia menemukan tambatan hatinya, Deria Eldesmarni.
Dia pun menikahi Deria dan menyatakan masuk Islam pada 2000. Dia berganti nama menjadi Fakhruzaman.
Bagi Toyo, keberhasilan meloloskan timnya ke ISL itu tidak lebih dari sumbangsih anak dan istrinya. Teriakan dan dukungan mereka secara langsung dari luar lapangan adalah motivator bagi dia saat berada di lapangan.
'Memang, saya membutuhkan teriakan mereka saat berlaga di semifinal. Maka, saya bilang ke manajemen untuk datangkan mereka (anak dan istri, Red) ke Solo,' ujar pemain kelahiran Brazil, 16 April 1975, itu.
Terbukti, kehadiran istri beserta dua anaknya di Stadion Manahan, Solo, Minggu (30/5) membawa dampak positif. Toyo tampil tak kenal kompromi.
'Semua itu tidak datang tiba-tiba, tetapi berkat latihan dan kerja keras yang sungguh-sungguh,' ungkap ayah Priscilla Claudia dan Claudio Beckham de Oliveira tersebut.
Semangat Toyo tidak berbeda dengan nasib Semen Padang. Menjalani kompetisi Divisi Utama musim ini tidak mudah bagi tim berjuluk si Kabau Sirah itu. Gempa bumi yang melanda Padang beberapa waktu silam adalah tantangan tersendiri bagi mereka.
'Itu adalah bukti bahwa kami mampu bangkit dan mengukir prestasi besar. Namun, kami tidak mau terlena dengan itu. Tantangan di ISL juga sangat berat,' ujar Toyo.
Akhir Juni nanti, sebagai tanda terima kasihnya kepada keluarga, Toyo akan mengajak istri-anaknya untuk berlibur ke Brazil. 'Yang saya cari dari sepak bola ya untuk keluarga. Jadi, saya ingin menghabiskan waktu libur kompetisi dengan membawa anak dan istri berlibur selama sebulan di Brazil,' imbuh pemain yang pernah membawa Persija Jakarta juara Liga Indonesia 2001 itu. Read More..
Langganan:
Postingan (Atom)