Pemain asing datang dan pergi di kancah sepak bola Indonesia. Tetapi, Antonio Claudio mampu bertahan hingga belasan tahun.
Banyak yang heran, sosok Antonio Claudio masih bertahan. Bahkan,
permainan pemain yang akrab disapa Toyo tersebut masih stabil di atas
lapangan. Padahal, sejak Liga Indonesia I bergulir 1994, namanya
beredar di orbit sepak bola tanah air.
Dia pun masih mampu menghadang serangan lawan-lawannya. Padahal, pria asal Brazil tersebut sudah tidak muda lagi.
Pemain yang mengaku berusia 35 tahun itu menjadi jaminan kukuhnya lini
belakang tim yang dibelanya. Wajar klub-klub papan atas Indonesia
seperti Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan Persib Bandung pernah
memakai tenaga dan kemampuannya.
Terakhir, Semen Padang merasakan betapa berartinya sosok Toyo. Klub asal
Sumatera Barat tersebut sukses dibawanya menempati posisi III
Kompetisi Divisi Utama 2009-2010 sekaligus merebut tiket Indonesia Super
League (ISL) musim depan. Sebagai kapten, dia terlihat sangat bahagia.
'Alhamdulillah, melalui perjuangan yang berat, kami mampu meloloskan tim
ini ke Indonesia Super League. Ini adalah prestasi besar,' kata Toyo.
Dalam setiap penampilannya bersama Semen Padang, dia tak pernah kenal
lelah. Wajar, karena di Padang, dia memulai karir sepak bolanya di
Indonesia. Di Padang pula, dia menemukan tambatan hatinya, Deria
Eldesmarni.
Dia pun menikahi Deria dan menyatakan masuk Islam pada 2000. Dia berganti nama menjadi Fakhruzaman.
Bagi Toyo, keberhasilan meloloskan timnya ke ISL itu tidak lebih dari
sumbangsih anak dan istrinya. Teriakan dan dukungan mereka secara
langsung dari luar lapangan adalah motivator bagi dia saat berada di
lapangan.
'Memang, saya membutuhkan teriakan mereka saat berlaga di semifinal.
Maka, saya bilang ke manajemen untuk datangkan mereka (anak dan istri,
Red) ke Solo,' ujar pemain kelahiran Brazil, 16 April 1975, itu.
Terbukti, kehadiran istri beserta dua anaknya di Stadion Manahan, Solo,
Minggu (30/5) membawa dampak positif. Toyo tampil tak kenal kompromi.
'Semua itu tidak datang tiba-tiba, tetapi berkat latihan dan kerja
keras yang sungguh-sungguh,' ungkap ayah Priscilla Claudia dan Claudio
Beckham de Oliveira tersebut.
Semangat Toyo tidak berbeda dengan nasib Semen Padang. Menjalani
kompetisi Divisi Utama musim ini tidak mudah bagi tim berjuluk si Kabau
Sirah itu. Gempa bumi yang melanda Padang beberapa waktu silam adalah
tantangan tersendiri bagi mereka.
'Itu adalah bukti bahwa kami mampu bangkit dan mengukir prestasi besar.
Namun, kami tidak mau terlena dengan itu. Tantangan di ISL juga sangat
berat,' ujar Toyo.
Akhir Juni nanti, sebagai tanda terima kasihnya kepada keluarga, Toyo
akan mengajak istri-anaknya untuk berlibur ke Brazil. 'Yang saya cari
dari sepak bola ya untuk keluarga. Jadi, saya ingin
menghabiskan waktu libur kompetisi dengan membawa anak dan istri
berlibur selama sebulan di Brazil,' imbuh pemain yang pernah membawa
Persija Jakarta juara Liga Indonesia 2001 itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah mengunjungi blog kami ,,
jika ada kekurangan mohon maaf dan berikan kritik dan saran anda,,
untuk memajukan blog kami